Rabu, 23 April 2014

Gebrakan Tradisi Buhun



Gebrakan Tradisi Buhun

Kemerdekaan dalam berkarya di Indonesia ditunjukan pula dalam bidang seni dan budaya, salah satunya adalah kebebasan dalam berkreasi dan berinovasi menggunakan alat musik yang berasal dari tanah sunda. Karinding adalah alat musik sunda yang dominan dimainkan pada masa lampau. Untuk membangkitkan lagi citra karinding, musisi – musisi pasundan menggunakannya kembali, menjadi kesatuan instrumen yang berbeda karena memiliki suara dan bunyi yang khas. Alat musik yang terbuat dari pelapah bambu ini mulai intensif merambah ke dunia internasional, karena peranan musisi sunda dalam peremajaan alat musik ini. Dengan usianya yang diperkirakan memasuki enam abad lebih, para musisi priangan memiliki tekhnik jitu dalam pengenalannya pada dunia modern. Dengan cara karinding di jadikan fresh icon atau new icon dikalangan anak muda. Karinding menjadi alat musik yang dibalut dalam aliran musik mental atau underground, genre ini adalah salah satu genre yang laku kelas di pasaran dan digandrungi oleh anak muda.
Dukungan dari aktifis musik dan dorongan dari masyarakat jawa barat menjadi gebrakan besar dalam rangka pelestariannya. Pengetahuan mengenai karinding menjadi penanaman jiwa sosial – budaya yang lebih, pembuatan karinding menjadi menjadi alat musik utama di latar belakangi oleh rasa simpati pada alat musik sunda yang singkron eksistensinya kini menurun dan tidak populer lagi karena jarang di minati. Lewat keinginannya ini anak – anak muda pencinta budaya sunda mengkonversikan menjadi aksi nyata. Percapaian awal yang di targetkan adalah meningkatkan anemo pada kesenian sunda, mampu menjadi pribadi yang responsif pada keberadaan alat musik ini, mendongkrak kembali ketenarannya dengan fit-back yang baik tanpa kotradiktif,  dan berpastisipasi aktif dalam peremajaan karinding.
Dengan adanya kemudahan dalam mendapatkan alat musik ini, dianggap menjadi modal yang prima untuk menunjang pembuatan kreasi asli anak daerah. Yang di pelopori langsung oleh putra putri sunda. Hal ini merangsang anak muda untuk bertalenta dalam kiprah musik sunda dan mahir memainkannya. Dengan bekal semangat tinggi dalam pelestarian karinding, diyakini Jawa Barat siap menata kerja pasti mengenai pelestarian karinding di wilayahnya. Sanggar kesenian dan rumah kreasi sunda banyak menampung aspirasi anak muda yang memiliki perhatian lebih pada karinding agar bisa mendedikasikan dirinya secara aktif dalam wadah yang resmi. Setelah banyak anak muda yang mau terjun langsung mempelajari seluk beluk karinding, itu telah menggambarkan potret wajah mengenai keinginan kuat yang berkonsentrasi dan bertindak intensif pada kesenian daerah. Orientasi anak muda inipun menjadi bentuk sumbangsih pada pengenalan karinding. Terbentuknya karinding menjadi penyalur hobi ini di harap berangsur – angsur terrealisasikan cinta nyata pada karinding yang kondisinya terabaikan.
Untuk ke depannya di inginkan agar anak mudah lebih tersugesti untuk mengakomodir diri untuk menggarap karinding, terangsang secara emosional untuk mempelajarinya, bertalenta dan memiliki performa maksimal dalam penguasaan karinding, dan berempati tulus pada alat musik yang kian terlupakan ini. Di era 2000-an sangat sulit menghimpun orasi anak muda terhadap karinding. Hambatan terbesarnya adalah melemahnya perhatian pada kesenian tradisional. Masalah ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Jawa Barat menyiapkan cara pendekatan dengan pengenalan budaya sunda sejak dini, menjadi wahana budaya yang menarik ditelurusi dan wisata budaya yang siap didalami. Dan mengubah presepsi terhadap image karinding. Menjadikan karinding sebagai ajang yang asik, enjoy dan nyaman untuk di pelajari. Membuat anak muda berpikir kritis tentang keberlangsungan budaya daerah, menjaga keaslian bentuk dan kekentalan budaya sunda, mampu merevisi cara menyosialisakan karinding secara luas dan universal, menitik beratkan karinding sebagai forum kreasi daerah, dan mengurangi degradasi budaya sunda. Membenetuk reformasi baru dalam budaya sunda untuk konsisten mempertahankan karinding. Membuat karinding menjadi ideal untuk anak muda mengkonsekuensi diri untuk mempelajarinya. Memanufer secara handal untuk tata cara menginterelasi karinding dengan budaya modern supaya mudah di terima. Kebebasan dalam mendeklamasikan budaya kepada dunia adalah bentuk kecintaan agar tidak terjadi peng-klaiman budaya

Oleh : Salsabila Audria Putri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar