Gebrakan
Tradisi Buhun
Kemerdekaan dalam berkarya di Indonesia ditunjukan
pula dalam bidang seni dan budaya, salah satunya adalah kebebasan dalam
berkreasi dan berinovasi menggunakan alat musik yang berasal dari tanah sunda.
Karinding adalah alat musik sunda yang dominan dimainkan pada masa lampau.
Untuk membangkitkan lagi citra karinding, musisi – musisi pasundan
menggunakannya kembali, menjadi kesatuan instrumen yang berbeda karena memiliki
suara dan bunyi yang khas. Alat musik yang terbuat dari pelapah bambu ini mulai
intensif merambah ke dunia internasional, karena peranan musisi sunda dalam
peremajaan alat musik ini. Dengan usianya yang diperkirakan memasuki enam abad
lebih, para musisi priangan memiliki tekhnik jitu dalam pengenalannya pada
dunia modern. Dengan cara karinding di jadikan fresh icon atau new icon
dikalangan anak muda. Karinding menjadi alat musik yang dibalut dalam aliran
musik mental atau underground, genre ini adalah salah satu genre yang laku kelas di pasaran dan digandrungi
oleh anak muda.
Dukungan dari aktifis musik dan dorongan dari
masyarakat jawa barat menjadi gebrakan besar dalam rangka pelestariannya.
Pengetahuan mengenai karinding menjadi penanaman jiwa sosial – budaya yang
lebih, pembuatan karinding menjadi menjadi alat musik utama di latar belakangi
oleh rasa simpati pada alat musik sunda yang singkron eksistensinya kini
menurun dan tidak populer lagi karena jarang di minati. Lewat keinginannya ini
anak – anak muda pencinta budaya sunda mengkonversikan menjadi aksi nyata.
Percapaian awal yang di targetkan adalah meningkatkan anemo pada kesenian
sunda, mampu menjadi pribadi yang responsif pada keberadaan alat musik ini,
mendongkrak kembali ketenarannya dengan fit-back yang baik tanpa kotradiktif, dan berpastisipasi aktif dalam peremajaan
karinding.
Dengan adanya kemudahan dalam mendapatkan alat musik
ini, dianggap menjadi modal yang prima untuk menunjang pembuatan kreasi asli
anak daerah. Yang di pelopori langsung oleh putra putri sunda. Hal ini
merangsang anak muda untuk bertalenta dalam kiprah musik sunda dan mahir
memainkannya. Dengan bekal semangat tinggi dalam pelestarian karinding,
diyakini Jawa Barat siap menata kerja pasti mengenai pelestarian karinding di
wilayahnya. Sanggar kesenian dan rumah kreasi sunda banyak menampung aspirasi
anak muda yang memiliki perhatian lebih pada karinding agar bisa mendedikasikan
dirinya secara aktif dalam wadah yang resmi. Setelah banyak anak muda yang mau
terjun langsung mempelajari seluk beluk karinding, itu telah menggambarkan
potret wajah mengenai keinginan kuat yang berkonsentrasi dan bertindak intensif
pada kesenian daerah. Orientasi anak muda inipun menjadi bentuk sumbangsih pada
pengenalan karinding. Terbentuknya karinding menjadi penyalur hobi ini di harap
berangsur – angsur terrealisasikan cinta nyata pada karinding yang kondisinya
terabaikan.
Untuk ke depannya di inginkan agar anak mudah lebih
tersugesti untuk mengakomodir diri untuk menggarap karinding, terangsang secara
emosional untuk mempelajarinya, bertalenta dan memiliki performa maksimal dalam
penguasaan karinding, dan berempati tulus pada alat musik yang kian terlupakan
ini. Di era 2000-an sangat sulit menghimpun orasi anak muda terhadap karinding.
Hambatan terbesarnya adalah melemahnya perhatian pada kesenian tradisional.
Masalah ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Jawa Barat menyiapkan cara
pendekatan dengan pengenalan budaya sunda sejak dini, menjadi wahana budaya
yang menarik ditelurusi dan wisata budaya yang siap didalami. Dan mengubah
presepsi terhadap image karinding.
Menjadikan karinding sebagai ajang yang asik, enjoy dan nyaman untuk di
pelajari. Membuat anak muda berpikir kritis tentang keberlangsungan budaya
daerah, menjaga keaslian bentuk dan kekentalan budaya sunda, mampu merevisi
cara menyosialisakan karinding secara luas dan universal, menitik beratkan karinding sebagai forum kreasi daerah,
dan mengurangi degradasi budaya sunda. Membenetuk reformasi baru dalam budaya
sunda untuk konsisten mempertahankan karinding. Membuat karinding menjadi ideal
untuk anak muda mengkonsekuensi diri untuk mempelajarinya. Memanufer secara
handal untuk tata cara menginterelasi karinding dengan budaya modern supaya
mudah di terima. Kebebasan dalam mendeklamasikan budaya kepada dunia adalah
bentuk kecintaan agar tidak terjadi peng-klaiman
budaya
Oleh
: Salsabila Audria Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar